Obat Ilegal


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Interpol Indonesia, bekerjasama dengan Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM), Bareskrim, Mabes Polri, dan beberapa instansi lainnya, menyita sebanyak 1611 obat ilegal dan palsu dari 57 jenis obat, dalam operasi Panea 4, yang digelar pada 20-27 September 2011.
Mayoritas dari obat yang disita tersebut diperuntukan bagi penderita disfungsi ereksi, sebanyak 26 jenis (45,6 persen), dan diikuti oleh jenis obat perangsang wanita, yaitu 10 jenis (17,5 persen), diikuti oleh obat untuk anastesi lokal, yaitu sebanyak 7 item (12,3 persen), obat tradisional ilegal, sebanyak 12 item (21,1 persen), penurun berat badan, sebanyak 5 item (8,8 persen), minyak gosok sebanyak 7 item (12,3 persen), serta suplemen makanan ilegal sebanyak dua item (3,5 persen).
Berikut nama-nama produk obat ilegal yang disita dalam operasi Pangea 4.
1. Obat Disfungsi Ereksi: Africa Black Ant, Black Gold, Cialis 20 mg, Cialis 80 mg, Emperor, Flower, Kepala Banteng, King Viagra, Levitra 20, Levitra 100mg, Lian Zhang Qi Tian, Max Man, Maximum Powerful, Nangen Zengzhangsu, Permaisuri, Red Ant, Red Viagra, Srigala 800 mg, V6 Tian, Viagra Dubai 300 mg, Viagra 100 mg, Viagra China 800 mg, Viagra China 500 mg, Zengchu Zengda, 99 Wei Ge.
2. Obat Perangsang Wanita: Cangying Fen 200 mg, Panjinliang, Sex Drop, Spanish Fly, Spanish Gold Fly, Taigoofennuyong, VP2 Super Strong, XI Banyacangyingfen, Xingganulang 2000 mg, Yuhuomeigui.
3. Obat Anastesi Lokal: Darling 3g, Kupu-kupu, Macho X, Man Dip, Procomil Spray 15 ml, Stud 007 Super, Super Azala.
4. Penurun Berat Badan: ABC, Botanikal Sliming, Fatloss Jimpness Beauty, Fruit Plant, Lida Pelangsing.
5. Suplemen Makanan Ilegal: King Cobra Kapsul, Usa Grow Up Super.
6. Minyak Gosok: Arab Oil, Meili Bahenling, Bahenling, Black Mamba Africans, Cobra Oil Super, Lintah Super Oil, Lintah Oil Super.
Menurut Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang ikut dalam operasi Pangea 4, rincian dari kemasan produk obat ilegal dan palsu yang disita tersebut terdiri dari, 1225 kotak, 115 botol, 24 tube, 13 sachet, dan 240 tablet, dengan harga senilai, Rp 82 juta.
Seperti diberitakan sebelumnya, dibawah kordinasi Internasional Criminal Police Organization (ICPO)-Interpol, operasi Pangea 4 digelar bersama-sama dengan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Komunikasi dan Informatika, Direktorat Jendral Bea dan Cukai.
Operasi itu ditujukan untuk menertibkan penjualan obat ilegal via online. Dalam operasi tersebut, Bareskrim Mabes Polri, menyita sebanyak 1161 produk obat ilegal, dan palsu, dan menemukan tiga situs online penjual produk obat ilegal dan palsu, serta menahan dua orang yang diduga terlibat dalam penjualan obat ilegal dan palsu tersebut via online.

http://obatkuatmurahmakassar.blogspot.com/2015/01/agen-hajar-jahanam-makassar.html

Priapismus (Anemia sel sabit


Liputan6.com, New Delhi : Seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun di Nagpur, India, mengalami ereksi selama 2 jam hingga 4 jam tanpa henti. Kondisi itu membuatnya tersiksa. Semua pengobatan telah dijalani dan ia akhirnya bisa sembuh.
Dalam dunia kesehatan, kondisi tersebut memang langka dan dinamai priapismus atau paling dikenal dengan gangguan sel darah merah yang disebut dengan anemia sel sabit.
Para dokter di Government Medical College di Nagpur dibuat kebingungan. Soalnya, anak itu tak merespons semua obat yang diberikan. Bahkan dia terus mengalami ereksi spontan dalam jangka waktu tertentu selama berhari-hari.
Profesor di Medical College Dr Rajashree Khot, yang mengobati remaja itu menyebutkan kalau kasus tersebut sangat tak biasa. Kondisi priapismus dialami kurang dari 1 persen pada pasien dengan sel sabit.
Sebuah penelitian di luar negeri mendokumentasikan ereksi yang menyakitkan itu dalam kondisi tanpa hasrat seksual dan dialami pada 8 persen pasien sel sabit. Yang lebih fatal, sebanyak 25 persen pasien mengalaminya dalam waktu lima tahun pada periode pertama.
"Anak itu tak mempunyai riwayat demam, nyeri sendi atau tulang, yang merupakan beberapa gejala klasik pada pasien dengan anemia sel sabit. Tak ada riwayat nyeri dada atau sesak napas," ujar Dr Khot seperti dikutip Health.India, Senin (22/4/2013).
Satu-satunya sejarah ereksi menyakitkan pernah dialami ketika ereksi berlangsung tiga hingga empat jam.
"Jadi priapism mungkin merupakan manifestasi dari krisis vaso-oklusif (berkembangnya bekuan di pembuluh darah kecil) dari penyakit sel sabit," ujar Dr Khot.
Remaja itu akhirnya menjalani berbagai pengobatan termasuk cairan intravena dan obat-obatan, tapi tak ada yang mempan. Kemudian, remaja itu dua kali menjalani prosedur dengan menguras keluar darah dari jaringan yang ereksi di penis dan memberi tablet bernama Gabapentin, yang biasanya digunakan untuk mengobati epilepsi dan berhasil sembuh.
Dr Knot menegaskan, pasien dengan priapismus sebaiknya diobati sesegera mungkin karena bisa menyebabkan disfungsi ereksi di kemudian hari. (Mel/Abd)

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *